Kurikulum Merdeka, Benarkah Merdeka?
Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka adalah inisiatif pemerintah Indonesia untuk merevisi kurikulum pendidikan. Tujuan utamanya adalah mengembangkan kreativitas, keterampilan, dan karakter siswa sesuai dengan tuntutan zaman. Kurikulum ini menekankan pembelajaran berbasis proyek, pemecahan masalah, dan keterampilan abad ke-21. Selain itu, Merdeka Belajar juga memberikan kebebasan kepada sekolah untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan lokal dan potensi siswa. Dengan pendekatan yang lebih holistik, diharapkan Kurikulum Merdeka dapat mempersiapkan generasi muda Indonesia untuk bersaing secara global.
Merdeka Belajar juga menekankan pentingnya pengembangan karakter siswa, seperti kepemimpinan, kemandirian, dan kepedulian sosial. Selain itu, kurikulum ini juga memperkuat pendidikan agama dan moral sebagai landasan utama dalam membentuk karakter siswa yang baik. Dalam Merdeka Belajar, guru diharapkan menjadi fasilitator pembelajaran yang mendorong siswa untuk aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Siswa juga didorong untuk mengembangkan keterampilan sosial, seperti kerjasama, komunikasi, dan toleransi. Merdeka Belajar telah diterapkan di beberapa sekolah di Indonesia dan mendapat respon positif dari para siswa, guru, dan orang tua. Diharapkan dengan Merdeka Belajar, pendidikan di Indonesia dapat lebih relevan dengan kebutuhan zaman dan dapat menghasilkan generasi muda yang berkualitas.
Alasan Kurikulum Berubah
Ada beberapa alasan filosofis yang dapat mendukung perubahan paradigma studi. Pertama, filosofi pendidikan yang berubah seiring waktu menekankan pentingnya menyesuaikan belajar dengan perkembangan pengetahuan dan tuntutan zaman. Filosofi ini menekankan bahwa pembelajaran harus terus berkembang untuk memastikan relevansinya dalam mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan masa depan. Kedua, dari sudut pandang filosofis, perubahan studi dapat dipandang sebagai upaya untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan dalam pendidikan. Dengan merubah kurikulum, kita dapat memperbaiki ketimpangan dalam akses dan kualitas pendidikan, serta memastikan bahwa setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang.
Selain itu, secara filosofis, perubahan rancangan pembelajaran juga dapat dipertimbangkan sebagai refleksi dari pemahaman baru tentang cara terbaik untuk mendidik dan mengembangkan potensi setiap individu. Filosofi ini menekankan pentingnya terus-menerus mengevaluasi dan memperbaiki pendekatan pendidikan untuk mencapai hasil yang lebih baik. Dengan demikian, dari sudut pandang filosofis, perubahan kurikulum dapat dipandang sebagai bagian yang tak terpisahkan dari evolusi pendidikan, upaya untuk mencapai kesetaraan dan keadilan, serta refleksi dari pemahaman yang berkembang tentang pendidikan yang efektif.
Masalah Utama Kurikulum yang Berubah
Masalah Utama
Perubahan Sistem Pendidikan di Indonesia merupakan inisiatif yang bertujuan untuk memperbarui pendidikan di Indonesia. Namun, terdapat beberapa masalah yang muncul seiring dengan implementasi perubahan ini. Salah satu masalah utamanya adalah kesiapan sarana dan prasarana di sekolah. Banyak sekolah yang masih kekurangan fasilitas dan sumber daya yang diperlukan untuk mendukung sistem yang baru ini, seperti laboratorium, perpustakaan, dan teknologi pendidikan.
Masalah Pendidik dan Peserta Didik
Masalah kedua yang muncul adalah kesiapan para pendidik. Implementasi Kurikulum Merdeka memerlukan pendidik yang mampu mengadaptasi metode pengajaran baru dan memiliki pemahaman mendalam terhadap materi pembelajaran. Namun, banyak guru yang memerlukan pelatihan tambahan dan dukungan yang memadai untuk mempersiapkan diri menghadapi perubahan ini. Tanpa kesiapan para pendidik, kesuksesan pelaksanaannya akan terhambat. Selain itu, perubahan sistem pendidikan juga menimbulkan kekhawatiran terkait konsistensi dan kesinambungan pendidikan. Siswa yang sedang menempuh pendidikan di bawah sistem yang lama mungkin mengalami kesulitan dalam beralih ke sistem yang baru, sementara siswa yang sudah mulai belajar di bawah Kurikulum Merdeka mungkin menghadapi ketidakpastian terkait kelangsungan rancangan tersebut di masa depan.
Masalah yang Familiar
Permasalahan yang dialami oleh sistem pendidikan kita yaitu perubahan kurikulum yang membuat pendidik maupun peserta didik mesti merubah gaya dan kebiasaan belajarnya. Meskipun demikian, situasi pembelajarannya tidak berubah bahkan terkesan tidak memberikan kesempatan bagi guru dan peserta didik untuk mengembangkan kemampuannya. Misalnya yang paling familiar yang di alami oleh guru-guru saat ini, mereka lebih banyak bergulat dengan Administrasi daripada mendidik peserta didik. Akhirnya, mereka dihabiskan waktunya untuk membenahi administrasi dibandingkan dengan mendidik peserta didik.
 Ideal dari Perubahan Suasana Belajar
Jika kita berbicara mengenai ideal, tentunya kita berharap adanya perubahan yang besar-besaran dalam Pendidikan. Mulai dari Input, Proses, Output bahkan Produk itu sendiri. Ketika berbicara tentang Input, mestinya akan berbicara mengenai rancangan dan desain tersebut semestinya dibuat secara sederhana agar membuat pendidik bisa lebih leluasa untuk mendidik. Kemudian berbicara tentang Proses, selayaknya pendidikan tidak mutlak berbicara hasil melainkan proses dalam menciptakan suasana belajar yang merdeka. Selanjutnya, jika proses yang dilakukan baik, maka output pembelajaran pasti akan baik pula. Hal ini juga akan memberikan Produk yang berkualitas dan berdaya saing Internasional.
Setidaknya, jika berkaca dalam teori Bourdieu mengenai Habitus, Kapital dan Arena yaitu memperhatikan jumlah sumber daya belajar yang dimiliki oleh individu, baik secara genetik maupun akumulatif melalui pembelajaran. Kemudian, modal sosial dapat diperoleh dan dimanfaatkan oleh individu untuk memperkebanyakan daya belajar mereka. Dengan dibantu oleh lingkungan belajar yang mencakup semua faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran, termasuk siswa, guru, dan lingkungan fisik. Jika hal ini bisa diimplementasikan, maka terciptalah Fakta Sosial yang positif.
Baca Tulisan Lainnya :
Pendidikan dan AI : Kebermanfaatan atau Kehancuran?
Takdir dan Superposisi
Antara Ruh dan Dunia Kuantum
Share this content:
Post Comment