Mari Berbenah : Indahnya Kebaikan
Pesawat yang saya tumpangi, sebenarnya relatif lebih awal dari biasanya, terkadang saya mesti berangkat pukul 08.00 atau paling lambat pukul 13.00, namun Alhamdulillah saya mendapat jadwal yang lebih awal. Pada saat saya ke Bandar Udara Internasional Supadio Pontianak, saya mendapat tumpangan dari salah seorang teman satu komplek yang bernama Alfred Djabu Lutthaw. Beliau bersedia memberikan waktunya untuk mengantar saya ke Bandara, meskipun saya akui beliau memang orang yang sangat sibuk karena kewajibannya sebagai Pegawai Negeri Sipil di salah satu instansi Provinsi Kalimantan Barat.
Meskipun secara realitasnya, kami memiliki keyakinan yang berbeda namun pada dasarnya kami menyadari bahwa kita berasal dari Kakek Moyang yang sama yaitu Nabi Adam (di dalam literatur yang saya baca Nabi Adam tidak hanya dibicarakan dalam sudut pandang Islam, tetapi ia juga berbicara dalam sudut pandang Kristiani). Kami memang menyadari itu pada saat kami waktu kecil dan bagi kami selama untuk kebaikan tidak ada masalah jika lebih memberikan sesuatu kebaikan kepada sesama manusia.
Humanity atau yang biasanya disebut dengan kemanusiaan, merupakan hal yang bersifat mendasar, apalagi tercantum di Pancasila, lebih tepatnya di sila kedua yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Pikiran saya dalam mengomentari sila ini sebenarnya agaklebih bersifat kontemplatif berarti jika kita mampu untuk menjadi pribadi yang adil, baik untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat banyak, maka kita juga mendirikan fondasi kemanusiaan itu. Di tambah lagi dengan menjunjung tinggi etika dan adab sebagai manusia yang berbudaya. Maka dari itu, sila kedua dari Pancasila seperti memberikan isyarat kepada kita ada dua syarat jika dianggap apa yang kita lakukan disebut kemanusiaan yaitu Adil dan Beradab.
Ketika kita berbicara tentang Humanity, saya rasa manusia memang memiliki jiwa tersebut, akan tetapi jalan yang ditempuh dan dilakukan dengan cara yang berbeda. Baik itu orang yang dianggap baik maupun buruk sebenarnya memiliki kemanusiaan, contoh orang yang jahat biasanya akan peduli dengan komunitas villain nya sendiri, meskipun kemanusiaan mereka bersifat komunal, tapi di lain sisi ia berbeda karena masih dianggap sebagai orang yang jahat. Sedangkan, orang yang dikenal baik pasti ia akan dikenal karena kemanusiaannya.
Sebelum saya berangkat ke Jakarta, saya sempat ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak Staf Akademik Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang telah memberikan banyak sekali pengalaman yang berharga, meskipun saya lebih bekerja untuk Pak Dr. Yapandi, M.Pd. Meskipun saya masih berstatus belum bekerja melainkan hanya sekadar membantu pekerjaan Pak Yapandi, tetapi pengalaman yang di dapan jauh lebih bermakna, karena saya dilatih untuk menjadi persona yang terampil di dalam dunia kerja.
Share this content:
Post Comment