Kita Semua Adalah Penghibur
Pendahuluan
Apa yang kalian ketahui dari Penghibur? Sering kali kita melihat pertunjukkan yang sejatinya membuat kita terhibur ketika kita melihatnya. Meskipun demikian, setelah pertunjukkan tersebut kita mungkin akan berpikir untuk menontonnya kembali. Hal tersebut akan berbeda jika kita sendirilah yang membutuhkan hiburan itu sendiri. Terkadang, ketika kita merasa tidak ada yang berguna di dalam hidupnya ia pun mencari sesuatu yang dapat menghiburnya. Tapi, terkadang juga kita dapati orang tersebut justru bunuh diri karena ia sendiri kesulitan untuk mencari hal tersebut.
Setidaknya, ada satu ungkapan dari Charlie Chaplin yang menurut saya penting untuk dijadikan dasar kehidupan ini “Kehidupan tertawa saat kau bersedih. Kehidupan tersenyum saat kau senang. Tapi kehidupan akan salut padamu jika kau membuat orang lain tertawa.” Kita bayangkan saja dengan istilah ini dengan sebutan SOS (Senang Orang Susah, Susah Orang Senang) orang lain mungkin akan tertawa dengan penderitaanmu, tapi juga terkadang tidak suka dengan pencapaian kita.
Ironi dari Seorang Penghibur
Mungkin kita kita tidak bisa melihat penderitaan yang dialami oleh seorang penghibur kita selama ini. Bahkan mungkin, dia lebih sering menyembunyikan penderitaanya karena ia tidak ingin melihat orang yang ia cintai ikut bersedih. Terkadang ia lebih sering menggunakan Poker Face agar ia bisa melihat orang yang ia cintai bahagia. Sering kali, kita akan berjuang sekuat-kuatnya untuk membuat dirinya tetap bisa tersenyum, meskipun tidak jarang ada yang berakhir dengan kegagalan. Tapi, apakah penghibur itu akan menyerah? Tentu tidak! Ia pasti akan mencoba lagi dan lagi, walaupun ia tahu akan menemukan kegagalan, karena menurutnya ia senang untuk berbuat.
Ketika kita membaca karya Albert Camus yang berjudul Mitos Sisyphus, saya mendapatkan jawaban mengapa orang akan melakukan hal yang absurd. Camus menyatakan bahwa meskipun kita tidak dapat menemukan makna objektif dalam kehidupan, kita masih memiliki kebebasan untuk menciptakan makna subjektif kita sendiri melalui tindakan dan pilihan kita. Dengan memilih untuk hidup dengan penuh kesadaran akan absurditas, kita dapat menemukan kebebasan dan kebahagiaan dalam menghadapi kenyataan yang tidak dapat kita ubah.
Saya kira itulah yang dirasakan oleh penghibur, dengan penuh kesadaran memahami bahwa hidup benar-benar absurd, tetapi ia memilih untuk membahagiakan orang yang benar-benar ia cintai. Sekalipun, cara yang digunakan sering kali tidak begitu rasional dan lebih mengarah kepada extraordinary. Seperti yang dicontohkan oleh Camus dengan epik saat menggambarkan sosok Mitologi Raja Sisyphus yang dihukum untuk mendorong sebuah batu besar, karena telah membohongi Dewa Yunani. Sekali lagi, meskipun pada akhirnya akan berakhir dengan kesia-siaan tetapi kehidupan akan terus berjalan dan kita sendirilah yang mencari kejelasan hidup, termasuk juga bagi si Penghibur.
Harapan Bagi Si Penghibur
Seorang Penghibur itu terkadang benar-benar pahit untuk dilihat dari dalam, tetapi masih memiliki harapan di dalam hidupnya untuk menghibur orang banyak. Tetapi, pertanyaan yang akan di alami oleh Penghibur itu adalah, apakah menjadi Penghibur itu takdirnya? Atau Takdir yang dipaksakan orang lain kepadanya? Tidak ada jawaban yang dapat memberikan jawaban yang tepat sampai pada akhirnya Penghibur itu sendirilah yang memilihnya. Meskipun, penghibur dapat memilih jalan yang menurutnya sakit tetapi ia merasakan.
Chaplin mengatakan “Rasa sakitku bisa jadi alasan untuk orang lain tertawa, tapi tawaku tidak akan pernah jadi alasan untuk rasa sakit orang lain.” Bagi si Penghibur rasa sakit yang ia alami mungkin menjadi alasan untuk orang tertawa, termasuk orang yang ia cintai. Tetapi, dengan tertawanya si Penghibur bisa jadi penyembuh bagi orang lain dan juga yang ia cintai. Takdir yang di alami oleh penghibur memang begitu pahit, namun tidak ada yang benar-benar nihil di dalam hidupnya, terkadang ia tidak perlu berpikir mengenai rasionalitas di dalam hidup, ia hanya perlu hidup menjadi apa yang ia inginkan.
Kesimpulan
Walaupun apa yang dialami oleh penghibur itu benar-benar kompleks dan sangat sulit untuk mengetahui isi hati dari seorang penghibur. Bagaimanapun ia pada akhirnya bebas memilih untuk hidupnya, dan lingkungannya akan tetap seperti yang ia lihat. “Bagai bintang yang bersinar, menghibur yang lelah jiwanya. Bagai bintang yang berpijar, menghibur yang sedih hatinya.” Ungkapan tersebut merupakan lirik lagi Padi yang berjudul Sang Penghibur yang menurut saya adalah jawaban atas hadirnya penghibur, baik itu untuk orang lain maupun untuk diri sendiri. Saya ingin memberikan Ucapan Selamat dan Sukses kepada Dimas dan Pricilla yang mendapatkan Juara Harapan 1 dalam FLS2N tingkat Kecamatan. Meskipun mereka tidak bisa mendapatkan Juara 1,2 ataupun 3 tetapi mereka sudah membuktikan bakat mereka lewat Pantomim yang benar-benar menggambarkan sosok Penghibur tersebut.
Share this content:
Post Comment