Makna Kehidupan di dalam Death Stranding
Masyarakat telah menciptakan ‘dinding’ dan terbiasa hidup terisolasi. Death Stranding adalah sebuah game aksi yang sepenuhnya baru, dimana tujuan player adalah menghubungkan kembali kota-kota yang terisolasi dan masyarakat yang telah tercerai berai. Semua elemen, termasuk cerita & gameplay, bersatu dalam tema ‘Strand‘ atau hubungan.
Di dalam posisi yang sangat tidak menguntungkan tersebut, di mana kita akan menghadapi fase keenam Kepunahan Massal, yang saya bisa katakan terinspirasi dari salah satu karya dari Elizabeth Kolbert dan mengambil referensi dari The Big Five Extinction tentang kepunahan massal yang terjadi miliaran tahun yang lalu. Kemudian, di dalam game ini kita dihadapkan dengan kondisi yang di mana bumi sedang mengalami kepunahan massal atau di awal fase kepunahan keenam.
Hal ini sangat menjadi sarat akan nilai karena di fase tersebut sejatinya manusia akan berbondong-bondong untuk mencari perlindungannya sendiri, tanpa memperhatikan orang lain. Egoisme memang menjadi sesuatu yang tak bisa dihindarkan lagi oleh manusia ketika menghadapi kegentiran tersebut. Kita sebagai manusia secara tidak sadar telah membuat semacam tembok yang selalu mengarungi dirinya dan terbiasa untuk hidup terisolasi. Dalam hal ini Kojima sebagai pembuat game mengungkapan game ini bertujuan untuk menghubungkan kembali masyarakat yang terisolasi.
Kemudian Kojima melanjutkan kembali ungkapannya yang menurut saya pribadi adalah sesuatu yang menjadi renungan kita bersama :
Sebagai Sam Porter Bridges, kalian akan mencoba menjembatani perbedaan dalam masyarakat dan menciptakan ikatan baru dengan para pemain lain di seluruh dunia. Melalui pengalaman bermain, aku harap kalian dapat memahami pentingnya menjalin hubungan dengan orang lain.
Di dalam kehidupan yang serba sulit tersebut, memang semestinya kita menjalin relasi dengan orang lain dan menciptakan persatuan untuk bertahan hidup di fase yang sangat sulit. Hal ini mengingatkan saya pada teori Karl Marx dan Ibn Arabi tentang Makhluk Sosial yang keberadaannya saling membutuhkan satu sama lain. Di dalam game ini juga dimaknai dengan hal yang bersifat pluralisme, dan senantiasa mengenal seseorang dan menjalin hubungan dengan seseorang.
Meskipun kita bukan berada di dalam fase Kepunahan Massal yang keenam, namun berhubungan dengan sesama manusia lain juga perlu, karena di game ini senantiasa kita diajarkan agar tidak menjadi seorang yang penyendiri dan penakut dengan dunia luar, bahkan kita mesti menghadapi dunia tersebut selagi kita masih hidup. Walaupun kita gagal dan berakhir dengan kesedihan paling tidak kita sudah memberikan yang terbaik di dalam hidup kita.
Meskipun di dalam game Death Stranding ada istilah Repratriasi yang boleh dikatakan sebagai respawn di dalam kehidupan, namun hal ini bukan dimaknai dengan mati hidup kembali (walaupun ada yang mengalami mati suri). Bagi saya pribadi, Repratiasi di dalam game Death Stranding ini memiliki makna untuk me-respawn kembali hidup kita yang awalnya kita sudah berada di puncak keputusasaan dan mencoba untuk mengubah menjadi kembali ke awal.
Dengan maksud tersebut tampaknya Kojima sedang mengajarkan kita tentang pentingnya Kesempatan Kedua yang menurut sebagian manusia adalah sesuatu yang sangat rumit tetapi tidak mustahil untuk didapatkan, karena setiap manusia pasti mendapatkan kesempatan kedua untuk memperbaiki hidup yang ia jalani. Bahkan Tuhan sekalipun masih memberikan kesempatan kepada hamba-Nya agar kembali ke jalan yang lurus dan mencoba untuk bersemangat menjalani hidup.
Share this content:
Post Comment