Loading Now

Hardiknas : Merenungkan Kembali Pendidikan Indonesia

Pendidikan
Spanduk-Hari-Pendidikan-Nasional-1024x576 Hardiknas : Merenungkan Kembali Pendidikan Indonesia
Ilustrasi tentang Pendidikan Nasional di Indonesia

Hari Pendidikan Nasional

Hari Pendidikan Nasional merupakan momentum penting dalam kalender pendidikan Indonesia yang dirayakan setiap tahunnya. Merayakan hari yang secara khusus ditetapkan untuk menghargai pendidikan memiliki makna yang mendalam bagi perkembangan dan kemajuan bangsa. Sejak dicanangkannya oleh pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1959, Hari tersebut telah menjadi momen untuk merenungkan peran serta pentingnya pendidikan dalam membangun karakter, kualitas sumber daya manusia, dan kemajuan bangsa. Pendidikan di Indonesia tidak hanya mencakup aspek akademis, tetapi juga meliputi pembentukan karakter, kepribadian, dan nilai-nilai luhur yang menjadi pondasi bagi generasi masa depan. Oleh karena itu, peringatan tersebut bukanlah sekadar seremoni formal, tetapi juga sebagai panggilan untuk meninjau kembali komitmen bersama dalam meningkatkan kualitas dan akses pendidikan bagi semua warga negara.

Memaknai Hari Pendidikan Nasional

WhatsApp-Image-2024-05-02-at-08.03.44-2-1024x579 Hardiknas : Merenungkan Kembali Pendidikan Indonesia
Ibu Kepala Sekolah Negeri 05 Kecamatan Pontianak Utara menyampaikan Pidato Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi berkaitan dengan Hardiknas.

Kamis, 2 Mei 2024 ini menjadi momen yang tidak biasanya untuk dunia Pendidikan di Indonesia. Pasalnya, di seluruh Indonesia merayakan Hardiknas dengan Upacara Bendera dalam memperingati Hari Pendidikan Nasional dengan pakaian adat berdasarkan tempatnya masing-masing. Hal ini menjadi sesuatu yang baru, karena sebelumnya Hardiknas tidak dimaknai sebagai sesuatu yang seremonial seperti sekarang ini. Maka dari itu, tidak hanya menjadi ajang seremonial semata melainkan momen untuk mengenalkan kepada peserta didik tentang betapa pentingnya Hari Pendidikan Nasional bagi mereka.

Ki-Hadjar-Dewantara Hardiknas : Merenungkan Kembali Pendidikan Indonesia
Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau yang lebih dikenal dengan Ki Hadjar Dewantara

Mungkin banyak dari anak-anak kita yang tidak mengenal sosok Bapak Pendidikan Nasional yaitu Ki Hadjar Dewantara. Akan tetapi, atas jasa beliau kita bisa merasakan Pendidikan yang begitu inklusif hingga saat ini. Pidato dari Mas Menteri Pendidikan Nadiem Makarim, yang mengungkapkan perpisahan dengan begitu mendalam. Bahwasanya, beliau memang akan mengakhiri jabatannya pada tahun ini dan menitipkan Merdeka Belajar pada generasi selanjutnya. Ruh Pendidikan memang harus dilanjutkan, dan bahkan ditingkatkan kembali.

Mulai dari Pandemi, kita mungkin belajar akan keterbatasan yang membuat kita tidak bisa merasakan aspek Pskologis peserta didik itu sendiri. Pembelajaran yang menjenuhkan, apalagi ditambah dengan beban tugas yang sangat banyak dan pada akhirnya tidak merdeka sama sekali. Pada saat itu juga, kita hanya bisa menerima kenyataan bahwa pandemi benar-benar menjadi senjata perusak massal dalam dunia Pendidikan. Pasalnya, dari awal tahun 2020 hingga tahun 2022 menjadi tahun yang berduka. Kita banyak sekali melihat orang-orang yang meninggal karena Covid-19, dan banyak orang yang tidak bisa menikmati hidupnya, khususnya di sekolah.

Post-Pandemi dan Realitas Pendidikan di Indonesia

Sekarang, kita sudah berada di dalam Pos-Pandemi, yang di mana berjalan juga Era Society 5.0. Di Era saat ini, Pendidikan mesti menjadi sesuatu yang berharga di dalam kehidupan. Meskipun akses Pendidikan sudah terbuka lebar dalam dunia maya, tetapi pembelajaran di kelas tidak bisa tergantikan perannya dalam Era Teknologi ini. Meskipun, Era saat ini, sudah ada Google Meeting, Zoom Meeting, JITSI dan lain sebagainya. Hanya saja, itu akan memberikan rasa kekosongan di dalam benak pendidik maupun peserta didik.

WhatsApp-Image-2024-05-02-at-08.03.44-1024x579 Hardiknas : Merenungkan Kembali Pendidikan Indonesia
Momen Hari Pendidikan Nasional saat membacakan Keyakinan Kelas

Bagi mereka, bisa belajar bersama dengan teman-temannya secara luring adalah sebuah kebahagiaan yang sederhana tetapi mengena. Maka dari itu, dalam momen Hari Pendidikan Nasional ini, sejatinya menjadi kebangkitan Pendidikan kita yang dahulunya sempat stuck. Sejatinya, Post-Pandemi ini menjadi rahmat yang diberikan oleh Tuhan untuk kita maknai sebagai kemerdekaan. Lihatlah mereka, yang sebelumnya mengurung diri di kamar dan dipaksa untuk tidak boleh keluar karena alasan kesehatan. Tetapi sekarang, mereka dapat melihat dunia luas itu dengan mata kepala mereka sendiri, tanpa menggunakan Virtual Reality.

Meskipun realita Pendidikan kita masih sangat minim, dengan peringkat 68 berdasarkan Program for International Student Assesment (PISA). Tetapi, mereka masih memiliki waktu yang panjang untuk memperbaiki Pendidikan di Indonesia. Boleh jadi, pada saat tahun 2045 yang dianggap sebagai Indonesia Emas genap 100 tahun mereka bisa berkontribusi lebih spektakuler daripada pendahulunya. Misalnya, menjadi nominee Nobel Award atau mungkin peraihnya.

WhatsApp-Image-2024-05-02-at-08.03.44-1-1024x579 Hardiknas : Merenungkan Kembali Pendidikan Indonesia
Peserta Didik Kelas 4, 5 dan 6 SD Negeri 05 Kecamatan Pontianak Utara
Masa Depan Pendidikan Indonesia

Kita memang tidak pernah tahu akan masa depan dengan begitu jelas, tetapi kita mesti memikirkan tersebut sebagai pertimbangan mau dibawa ke mana pendidikan Indonesia. Jika dibandingkan dengan negara-negara besar, kita mungkin terlalu muda untuk bermimpi untuk menjadi salah satu negara dengan pendidikan terbaik. Namun, usaha untuk menyandang gelar tersebut tidaklah mudah, dan memerlukan usaha yang besar untuk mewujudkan cita-cita tersebut.

WhatsApp-Image-2024-05-02-at-08.03.43-1024x579 Hardiknas : Merenungkan Kembali Pendidikan Indonesia
Peserta Didik Kelas 1, 2 dan 3 SD Negeri 05 Kecamatan Pontianak Utara

Selama anak-anak bangsa masih memiliki cita-cita yang mulia, setidaknya kita masih bisa mendapatkan harapan untuk mewujudkannya. Meskipun, kita saat ini berada di Era yang tidak baik-baik saja karena disebabkan adanya Degradasi Pendidikan yang cukup signifikan. Walaupun demikian, kita masih bisa berharap agar pendidikan di Indonesia kita menjadi sesuatu yang berharga. Mungkin, kita akan memulai untuk membangkitkan Pendidikan Nasional ini dengan cara yang sederhana dan bermakna bagi peserta didik kita.

Share this content:

Post Comment