Epistemologi Rezeki : Yang Teringat dan Yang Terabaikan
Ketika kita berbicara tentang rezeki, apa yang ada di benak kita sekarang ini? Jika yang dibenaknya adalah uang, maka kita boleh pertanyakan kembali mengapa pikiran kita terlalu materialis. Padahal jika kita melihat lebih dalam lagi, sebenarnya rezeki tidak hanya sekadar uang saja. Mungkin saja kita di dalam psikologis selalu tertanam bahwa rezeki adalah uang. Terus kalau begitu apa itu yang disebut rezeki, mari kita lihat dari segi bahasanya.
Secara bahasa Rezeki itu bisa diartikan sebagai penghidupan, tiap-tiap yang bermanfaat atau yang berguna bagi makhluk hidup. Jika dilihat dari segi definisi, rezeki masih memiliki makna yang sangat umum untuk dipahami, dan tergantung apa yang menjadi manfaat bagi dirinya. Untuk secara istilah, rezeki bisa dimaknai sebagai segala sesuatu yang mengandung manfaat bagi makhluk hidup (secara khususnya manusia) yang perihal tersebut berasal dari Tuhan untuk kita semua.
Dari segi bahasa dan istilah saja menggambar rezeki tidak hanya bersifat materi seperti uang, lalu jika kita masih mengotot mengartikan rezeki sebagai hal yang bersifat materi, lalu bagaimana dengan binatang? Pastinya, mereka tidak menggunakan uang untuk mencari penghidupan untuk dirinya dan keluarganya. Itulah mengapa rezeki selalu dimaknai hal yang secara umum. Walaupun masih ada yang mengartikan dengan lebih bijak lagi sebagai sesuatu yang dapat digunakan dengan cara yang bijaksana.
Masih berbicara tentang rezeki sebenarnya ada yang unik dari Sabda Nabi Muhammad yang mengatakan bahwa ada dua rezeki yang sering kali kita lupakan, padahal itu selalu terjadi di dalam hidup kita yaitu rezeki kesehatan dan waktu luang. Mengapa hanya kesehatan dan waktu luang yang Nabi ucapkan saat itu? Karena memang manusia terkadang lalai dalam menjalani kehidupan, ada yang hidup serba hedon dan sering kali kita tidak menghargai waktu yang telah diberikan.Â
Sebenarnya rezeki itu ada banyak sekali beberapa diantaranya rezeki pemikiran (kecerdasan), rezeki umur, rezeki urusan yang dilancarkan dan lain sebagainya. Maka dari itu, mari kita mencoba untuk memaknai rezeki tidak hanya sebatas materi saja, karena hidup ini tidak hanya bersifat materil tetapi juga imateril.[]
Share this content:
Post Comment