Loading Now

Übermensch Bagi Dirimu Sendiri

 

20200904_141758_0000 Übermensch Bagi Dirimu Sendiri
Sumber Gambar : 
https://www.newstatesman.com/2018/09/I-Am-Dynamite-Friedrich-Nietzsche-biography-Sue-Prideaux-review
Ada salah satu filsuf yang saat itu benar-benar menginspirasi saya dalam membangkitkan semangat saya dalam hidup, dia adalah Friedrich Nietzsche yang belakangan ini sering dianggap kontroversi dengan ungkapannya yaitu “Tuhan telah Mati, Tuhan tetap akan mati, karena kita telah membunuhnya”. Sontak ungkapan tersebut membuat gentar orang-orang di masa hidupnya dan langsung dituduh sebagai orang gila. Cukup menarik jika kita melihat maksud dari Friedrich Nietzsche tersebut.
Sebenarnya ungkapan tersebut memiliki makna yang terselubung mengenai Tuhan telah mati tersebut. Setidaknya ada dua realitas yang dihadapi Nietzsche saat itu yaitu, ketika Tuhan di dalam benak pikiran manusia sudah tergantikan oleh ke-Modern-an yang justru membuat manusia bisa lupa diri dengan Sang Pencipta, kemudian realitas yang selanjutnya ia menghadapi suasana dimana agama digunakan untuk kepentingan duniawi, dan melupakan moral yang sering diajarkan oleh agama itu sendiri.
Meskipun realitas yang dialami oleh Nietzsche tersebut adalah sebuah peristiwa sejarah, akan tetapi sejarah tersebut sepertinya terulang kembali, bahkan lebih gila dari sebelumnya. Seperti contoh, ketika Ulangan atau Ujian berlangsung dan setiap siswa maupun siswi tidak diperkenankan untuk menyontek. Akan tetapi, masih ada yang menyontek dan di satu sisi ia sudah melupakan Tuhan sebagai Dzat yang Maha Melihat dan Maha Mengetahui, bahkan mereka sendiri telah membunuh Tuhan itu sendiri.
Übermensch
Walaupun satire yang diungkapkan begitu pahit untuk didengar, paling tidak Nietzsche mengajarkan sesuatu yang sangat bermanfaat yaitu Ubermensch. Sebenarnya kata Übermensch sendiri hampir mirip dengan Superman. Akan tetapi, Superman di sini bukan seperti yang ada di film, melainkan merupakan konsep menjadi manusia yang unggul. Sebelum kita mengetahui apa itu Übermensch, apa yang ada dibenak mengenai ungkapan tersebut, manusia baja kah? manusia kuat kah? atau manusia tahan banting?
Sebenarnya, Übermensch tidak hanya sekadar itu, manusia unggul dalam pikiran Nietzsche bukan hanya sekadar fisik semata. Karena boleh jadi fisikmu tergolong bagus tetapi pikiranmu masih belum memiliki keunggulan dari fisikmu, tidak lain hanyalah sementara. Maka dari itu, baik dari dunia kesehatan maupun psikologis, pikiran dan jiwa yang unggul senantiasa menghasilkan kombinasi manusia yang hebat secara fisik maupun kejiwaan.
Ketika kita berbicara mengenai Nietzsche, yang mesti kita ingat bahwa untuk menjadi manusia yang unggul, semestinya kita harus mengungguli diri sendiri. Kita adalah raja dari tubuh kita sendiri. Sepertinya Nietzsche mengajarkan kita untuk mengatur jiwa kita agar menjadi seseorang yang terkontrol. Karena banyak sekali manusia yang gagal dalam mengatur hidupnya karena ia gagal untuk mengatur jiwanya. Nietzsche sangat menekankan tentang kebebasan dalam diri seseorang, agar ia tidak menjadi seorang yang terbelenggu oleh kesakitan dari dalam diri.
Übermensch dan Will Power
Seperti yang telah dibahas oleh sebelumnya Übermensch merupakan ungkapan yang bermakna manusia yang unggul, meskipun tidak sepenuhnya berasal dari fisik. Nietzsche memperkenalkan konsep Will Power yang bermakna kekuatan berkehendak, karena pada dasarnya manusia merupakan mampu untuk berkehendak bagi dirinya sendiri. Mau iya ikuti kata orang atau tidak, sebenarnya ia adalah pribadi yang bebas untuk menjadi siapapun karena ia memiliki kekuatan untuk memilih menjadi seperti yang ia inginkan.
Nietzsche benar-benar mengingatkan kita betapa pentingnya kekuatan yang ada di dalam diri kita, dan ini  mengingatkan saya dengan ungkapkan Para Motivator secara tidak sadar, apakah itu? Berkenaan dengan kemampuan untuk memberikan ruang untuk berkreasi kepada audiensnya. Biasanya motivator akan memberikan semangat kepada audiensnya, dan memotivasi mereka untuk menjadi seseorang yang mengungguli dirinya sendiri dan menggunakan kebebasan kita untuk berpikir kreatif.
Kesimpulan
Jika dilihat dari pikiran-pikiran yang diutarakan oleh Nietzsche, tampaknya ia lebih mengedepankan manusia tidak hanya sebagai eksistensi, tetapi sebagai kekuatan yang tanpa batas. Menjadi pribadi yang lebih baik lagi sebenarnya salah satu dari sekian banyak proyeksi pemikiran Nietzsche mengenai Filsafat Manusia yang jelas-jelas adalah lawan dari Arthur Schoppenhauer sebagai penganut Pesimisme.

Share this content:

Post Comment